TRIBUNJATIM.COM - Makam di Pemakaman Umum Kelurahan Brotonegaran, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, dibongkar warga pada Minggu (13/4/2025).
Aksi pembongkaran makam yang diduga palsu ini sempat viral di berbagai platform media sosial.
Video ini viral setelah diunggah oleh di Facebook Info Ponorogi 24 Jam, Minggu (13/4/2025).
Diketahui, makam tersebut sebelumnya dinarasikan merupakan makam Mbah Sobari.
Mbah Sobari sendiri adalah salah satu leluhur Pondok Pesantren (Ponpes) Jenes, Ponorogo.
Sedangkan Mbah Sobari sendiri meninggalnya misterius atau mukso.
Di dalam video viral, tampak makam palsu tersebut dibangun mewah dan mencolok.
Penampilan fisiknya terlihat berbeda dengan makam warga lainnya.
Tampak bangunan makam yang berukuran 3 x 3 meter persegi tersebut dicor dan dikeramik, lengkap dengan atap genteng yang masih dipagari besi.
"Iya benar memang dibongkar. Sesuai kesepakatan dari warga," ungkap Lurah Brotonegaran, Setyo Laksono Putro, Senin (14/3/2025).
"Intinya mendapat aduan dari masyarakat Brotonegaran terkait adanya makam misterius itu," tambahnya.
Menurutnya, pihak kelurahan memfasilitasi untuk mediasi.
Dilakukan musyawarah antara pengurus lembaga makam, tokoh masyarakat, dan juga ahli waris dari makam yang menjadi objek sekarang.
"Di dalam forum itu ditemukan atau disimpulkan makam yang diduga makam Mbah Sobari itu dipertanyakan kebenarannya," tegas Setyo.
Dalam forum terbongkar, dimana dari ahli waris cerita dari kakek atau nenek, Mbah Sobari meninggalnya misterius, dan tidak diketahui keberadaan makamnya.
"Mukso kalau orang Jawa bilang," tambah Setyo.
Menurutnya, makam tersebut datang dari pihak luar.
Ada oknum dari pihak luar melalui inisiatif membangun makam tersebut dan dinisbatkan sebagai makam Mbah Sobari.
Awalnya ahli waris mengaku percaya-percaya saja dan menyetujui pembangunan kuburan tersebut.
Namun, diungkapkan Setyo, ahli waris tidak menyangka bangunan tersebut mencapai 3x3 meter.
"Di awal itu, kesaksian ahli waris, percaya percaya saja. Tidak menyangka sebesar itu bangunannya."
"Ahli waris intinya tidak mengakui segala bentuk aktivitas yang ada di makam itu," papar Setyo.
Menurutnya, secara aturan legal formal, makam tersebut dibangun menyalahi aturan.
Lantaran makam dibangun di makam umum Kelurahan Brotonegaran.
"Lembaga makam punya aturan, regulasi tata kelola makam."
"Di dalam tata kelola makam itu tidak boleh membangun makam secara permanen dengan cor yang besar. Kan itu makamnya besar sekali," jelas Setyo.
Bahkan, kata dia, pembangunan makam yang diduga palsu menggeser enam kuburan lainnya.
"Pembongkaran ini menurutnya sudah melalui kesepakatan. Jadi itu bukan keputusan lurah lho nggih."
"Jadi di kesepakatan masyarakat, PWI dan ahli waris bahwa makam itu dibongkar," tegas Setyo.
Oleh karena itu, warga akhirnya sepakat untuk membongkar makam.
"Kemarin itu dibongkar. Juga dijaga ketat oleh pihak terkait," pungkas Setyo.
Dalam video yang beredar, tampak seorang warga membongkar pagar hingga nisan yang terpasang di makam berukuran besar.
Pembongkaran tersebut juga didampingi oleh aparat setempat.
Warga membongkar semua pagar besi dan atap serta lantai keramik hingga makam itu rata dengan tanah.
Aksi warga bongkar makam diduga palsu di tempat lain juga sempat viral di TikTok, beberapa waktu lalu.
Video tersebut satu di antaranya dibagikan akun Tiktok @afriandhita1.
Makam tersebut dibongkar diduga milik habib palsu.
Sontak pembongkaran makam keramat yang dikepung banyak orang di Desa Rowosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, ini menghebohkan media sosial.
Makam tersebut berdiri megah di tengah Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Rowosari, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Warga ramai-ramai mendatangi tempat yang disebut makam Habib Amir bin Yahya tersebut dikawal aparat keamanan.
Mereka lantas membongkar makam yang sudah didirikan secara permanen nan megah tersebut.
Pembongkaran tidak menggunakan alat berat, melainkan dilakukan secara manual pakai palu.
Tidak terlihat ada aksi perlawanan dari pihak yang membangun atau yang mengklaim memiliki makam tersebut.
Warga sendiri tidak asal membongkar dan mereka punya dasar.
Sebelumnya, dari berita acara tertulis yang beredar, warga sudah bermusyawarah dengan pihak yang bertanggung jawab atas pendirian makam tersebut.
Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan, pihak pembangun diminta untuk membongkar sendiri makam dengan batas waktu tanggal 15 September 2024.
Jika tidak dilaksanakan sampai tenggat waktu yang ditentukan, maka warga terpaksa akan membongkar makam tersebut.
Tampak dalam video ,warga gotong royong membongkar makam yang sebelumnya disebut keramat tersebut.
Mereka tak segan menghancurkan makam yang disebut tempat bersemayam aulia tersebut.
Kuburan utama berikut batu nisan ikut jadi sasaran penghancuran.
Kubah bangunan cungkup makam yang dibangun megah pun turut dihancurkan dengan cara ditarik dan dijatuhkan.
Isu makam palsu mencuat seiring dengan ramainya polemik nasab baalwi atau habib di media sosial.
Polemik bermula dari lahirnya tesis ilmiah karya ulama asal Banten KH Imaduddin Utsman yang membawa bukti bahwa habaib bukan keturunan Rasulullah.
Tesisnya ternyata diterima banyak umat muslim di Indonesia, meski sebagian lain menentangnya.
Sampai-sampai muncul gerakan atau organisasi yang ingin mengawal tesisnya.
Di antaranya Perjuangan Walisongo Indonesia (PWI) Laskar Sabilillah yang dikomandoi Dr KH Muhammad Abbas ulama asal Cirebon.
Di antara fokus organisasi tersebut, belakangan adalah membongkar makam-makam palsu di seantero negeri, khususnya yang berlabel habib namun terbukti palsu.
Dalam video yang beredar, salah satu peserta pembongkaran yang mengaku dari PWI Laskar Sabilillah menyebut pihaknya tidak ingin generasi mendatang tercerabut dari leluhurnya karena sejarah yang dibelokkan.