TRIBUNJABAR.ID - Kisah tukang cukur di Klaten, Jawa Tengah, bernama Tukimin Trisno Suwarno (81) atau akrab disapa Mbah Sutris yang rumahnya hancur tertimpa pohon menjadi sorotan viral di media sosial.
Video yang memperlihatkan kondisi rumah Mbah Sutris setelah tertimpa pohon itu dibagikan oleh akun Instagram @infocegatanklaten.
Dalam video tersebut, terlihat rumah Mbah Sutris dibagnun menggunakan kayu dan seng.
Atapnya pun berlubang karena beberapa genting serta kayu yang runtuh akibat tertimpa pohon.
Lantai rumah yang beralaskan tanah itu pun terlihat berantakan karena material reruntuhan yang berserakan.
Lantas, seperti apa kisah Mbah Sutris selengkapnya?
74 Tahun Jadi Tukang Cukur
Dilansir dari TribunSolo, Mbah Sutris merupakan tukang cukur yang membuka lapak sederhana di dekat Lapangan Lemah Miring, Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.
Lapaknya itu hanya beratapkan terpal biru dengan spanduk bertuliskan "Sumber Rejeki Potong Rambut Embah Sutris" sebagai penandanya.
Dalam spanduk itu juga tertulis tarif jasa cukurnya itu hanya sebesar Rp5.000 saja.
Ia juga tidak memiliki peralatan cukur secanggih barbershop masa kini, lapaknya itu hanya memiliki gunting cukur, mesin cukur portable, kuas, bedak, kursi kayu, dan kaca.
Tetapi, dari alat-alat cukur sederhana itu lah dirinya mengais rezeki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mbah Sutris bercerita bahwa dirinya sudah menggeluti dunia cukur rambut ini sejak duduk di kelas 6 SD atau sekitar tahun 1950.
Bila dihitung hingga tahun 2024 ini, total Mbah Sutris bergelut di dunia potong rambut sudah selama 74 tahun.
"Mulai motong setelah keluar sekolah, kelas 6 SD sudah lekas memotong," ujar Sutris pada Sabtu (3/11/2024).
Rumah Hancur Tertimpa Pohon
Adapun, rumah Mbah Sutris hancur tertimpa pohon saat hujan beserta angin kencang terjadi pada Jumat (22/11/2024) sekitar 14.00 WIB.
Pohon jati menimpa rumah Mbah Sutris yang berlokasi di Dukuh Trukan, Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Mbah Sutris bercerita sesaat sebelum kejadian ia tengah mencari rumput di dekat rumah.
"Pertama saya lagi ngarit (cari rumput), cuaca mendungnya mendung. Ingat di rumah ada pemean (jemuran)," ujarnya, menggunakan bahasa Jawa, Minggu (24/11/2024).
Dia pun lalu pulang ke rumah, untuk mengentaskan jemuran sebelum hujan datang.
"Sampai rumah hujan, saya menuntun simbok (istri) mau nutup pintu," jelasnya.
Tak lama, pohon jati yang berada di sebelah rumah patah menimpa atap.
"Langsung tugel (patah), atapnya hancur (tertimpa)," ucapnya.
Hampir separuh lebih atap rumah mbah Sutris rusak.
Selain atap rusak, beberapa perabotan yang ada di dalam rumah juga alami kerusakan.
"Lemari hancur, isinya bolo pecah seperti gelas, cangkir, piring remuk gehan. Sama radio juga rusak," kata mbah Sutris.
Kepala Desa Banyuripan, Tugino mengatakan bila di Desanya yang terdampak ada 2 rumah.
"Di Banyuripan tidak begitu parah berarti, karena cuma ada 2 rumah yang terdampak," ujarnya.
Kedua rumah tersebut, yakni milik Paimin dan Sutris.
Tugino mengatakan 1 rumah roboh, karena memang bukan rumah permanen melainkan rumah kayu yang sudah tua.
"Dan itu hanya dapur, kadang buat tidur. Tapi ada rumah permanennya (aman)," jelasnya.
Kedua rumah yang terdampak itu, lalu diasessment oleh relawan setempat usai kejadian.