BANJARMASINPOST.CO.ID - Gegara bansos berujung nyawa melayang. Peristiwa ini terjadi di Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan.

Korban tewas bernama Salamat (55) gara-gara tanya beras bantuan sosial (bansos) ibu mertua yang dibawa pulang adik ipar.

Maksud baik Salamat berbuah nyawa melayang. Dimana rencananya beras bansos mau dipergunakan untuk  40 hari meninggalnya mertua.

Namun menagih beras yang dianggap kasar harus ditebus dengan hilangnya nyawa Salamat.

Warga Embacang Baru Ilir Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan tewas dibunuh Ahmad Hendri (33) adik iparnya.

Peristiwa pembunuhan tersebut di depan rumah Ahmad Hendri di Desa Embacang Baru pada Jumat (5/12/2025). 

Salamat menderita sejumlah luka di badan akibat penganiayaan yang dilakukan Ahmad Hendri.

Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Ar-bunda Lubuklinggau namun nyawanya tidak tertolong.

Insiden pembunuhan ini berawal dari Ahmad Hendri mengambil bansos berupa beras dan minyak goreng milik ibunya yang baru meninggal sebulan lalu. 

Tersangka membawa bansos tersebut pulang ke rumahnya. 

Salamat mendengar beras dan minyak itu tidak bawa ke rumah mertuanya, sehingga mendatangi rumah Ahmad untuk menanyakan beras tersebut.

Karena rencananya beras itu akan digunakan pihak keluarga untuk sedekah 40 hari ibu mereka.

"Jadi kami luruskan ribut bukan masalah penerima bansos, tapi kakak kami itu mau menanyakan bansos itu seharusnya diletakkan di rumah orang tua, untuk acara 40 hari," ungkap Ade warga Embacang Ilir pada Tribunsumsel.com, Minggu (7/12/2025).

Penjelasan itu diterima Ade di dalam mobil ambulans ketika dalam perjalanan membawa Salamat menuju rumah sakit Ar-bunda.

Hanya saja, Ade mengaku tak mengetahui pasti apa yang membuat Ahmad gelap mata, sehingga nekad menganiaya kakak iparnya itu di depan rumah hingga terluka parah.

"Pelaku Ahmad ini keluar dari rumah langsung menganiaya kakaknya Salamat pakai enggrek (alat pemanen sawit) hingga mengalami sejumlah luka yang cukup banyak," ujarnya.

Saat kejadian, Salamat masih sempat menyelamatkan diri dengan lari menggunakan motor yang ia bawa, kemudian terjatuh di tengah jalan.

"Warga yang menemukannya terjatuh langsung membantu, Saat ditolong itu kakak kami itu mengatakan kalau dia aniaya Ahmad (adik ipar) pakai enggrek," ungkapnya.

Kemudian oleh warga langsung dibawa ke rumah sakit dan dirujuk ke Rumah Sakit Arbunda Lubuklinggau sebelum akhirnya meninggal dunia.

"Jadi inti persoalan ini karena bukan karena rebutan bansos, tapi karena Salamat menanyakan bantuan itu kenapa dibawa pulang ke-rumahnya bukan ke-rumah ibunya, padahal ibunya baru meninggal," ujarnya.

Kapolres Muratara, AKBP Rendy Surya Aditama melalui Kasat Intelkam Iptu Baitul Ulum membenarkan kejadian tersebut dan saat ini pelaku sudah diamankan di Polres Muratara.

Baitul menyebutkan, pelaku diserahkan langsung oleh Kepala Desa dan pihak  keluarga ke Polres Muratara untuk dilakukan proses hukum.

"Benar adanya pristiwa tersebut dan saat ini pelaku (Ahmad) sudah diamankan di Polres Muratara untuk penyelidikan lebih lanjut," ungkapnya.

Contact to : xlf550402@gmail.com


Privacy Agreement

Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.