Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) ASEAN Kao Kim Hourn mengatakan bahwa dialog antara ASEAN dan Federasi Kamar Dagang dan Industri Jepang di ASEAN (FJCCIA) penting untuk dimanfaatkan guna memperkuat kolaborasi ekonomi ASEAN dan Jepang.


“Upaya terkoordinasi ini akan memperkuat kemitraan kita, memastikannya tetap tangguh, dinamis, berwawasan ke depan, dan berorientasi pada hasil, dengan fokus yang jelas pada bidang kerja sama yang paling berdampak dan memberikan manfaat nyata bagi bisnis dan kawasan kita,” kata Kao pada Selasa.


Ia menyampaikan hal tersebut dalam Dialog ke-17 antara Sekjen ASEAN dan FJCCIA: Penciptaan Bersama untuk Masa Depan yang Sejahtera di Tengah Ketidakpastian Global di Jakarta.



Kao mengatakan, dengan pesatnya perkembangan lanskap ekonomi global melalui digitalisasi dan transisi hijau, ASEAN dan Jepang telah mengadopsi pendekatan proaktif untuk membentuk hubungan ekonomi yang siap menghadapi masa depan.






Pada 2023, kedua pihak mengesahkan Desain dan Rencana Aksi Masa Depan Kemitraan Ekonomi ASEAN-Jepang yang Inovatif dan Berkelanjutan 2023-2033.


Ia melanjutkan, rencana aksi tersebut merupakan peta jalan strategis untuk memperdalam kerja sama di berbagai bidang penting termasuk energi bersih, teknologi otomotif generasi mendatang, transformasi digital, industri semikonduktor, serta kecerdasan buatan yang bertanggung jawab.


Menurut dia, rencana aksi tersebut mewakili pergeseran model pembangunan industri Flying Geese menjadi Visi Kreasi Bersama di mana para pemangku kepentingan ASEAN dan Jepang berkolaborasi dan bekerja sama untuk merancang, mengimplementasikan, dan meningkatkan solusi yang memberikan nilai bersama, kepemilikan bersama dan inovasi inklusif.



Diketahui bahwa ASEAN dan Jepang telah memiliki Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif ASEAN-Jepang (AJCEP) sejak 2008.






Jepang kini merupakan mitra dagang terbesar keempat ASEAN dan sumber Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar kelima, dengan perdagangan bilateral mencapai 236,63 miliar dolar AS dan total arus PMA senilai 17,5 miliar dolar AS.


Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Jepang mengadakan Dialog ke-17 antara Sekjen ASEAN dan FJCCIA: Penciptaan Bersama untuk Masa Depan yang Sejahtera di Tengah Ketidakpastian Global di Jakarta pada Selasa.


Dalam dialog tersebut FJCCIA mengusulkan empat pilar yang dapat memperkuat daya tarik bisnis ASEAN yaitu rantai pasokan yang tangguh, ekonomi hijau dan berkelanjutan, ekonomi digital, inovasi dan teknologi yang sedang berkembang, dan yang terakhir adalah ASEAN yang inklusif.