Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti mendorong pelaku industri alat kesehatan (alkes) nasional memanfaatkan peluang ekspor seiring meningkatnya permintaan pasar global.


Dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Himpunan Pengembangan Ekosistem Alat Kesehatan Indonesia (Hipelki) 2025 di Jakarta, Selasa, Roro mengatakan permintaan alkes dunia terus meningkat. Menurutnya, Indonesia perlu memanfaatkan momen tersebut untuk memperluas pasar ekspor.


"Permintaan alkes dunia meningkat dengan tren rata-rata sebesar 3,31 persen dalam lima tahun terakhir (2020-2024). Hal ini merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk memperluas ekspor alkes nasional," ujar Roro dalam keterangan di Jakarta, Selasa.


Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen mendorong ekspor alkes nasional melalui berbagai upaya, mulai dari fasilitasi promosi dagang, penjajakan pasar luar negeri, hingga penguatan perjanjian perdagangan internasional guna membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk Indonesia.


Di saat yang sama, Kemendag juga menjaga keseimbangan pasar dalam negeri agar pelaku industri alkes Indonesia memiliki ruang untuk tumbuh.






Selain itu, peningkatan kualitas produk menjadi perhatian utama agar alkes dalam negeri tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik, tapi juga mampu bersaing secara global.


Roro juga menyoroti pentingnya sinergi seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan produk alkes nasional dapat memenuhi standar internasional, sekaligus menjawab kebutuhan dalam negeri.


Pada 2024, nilai kebutuhan alkes dunia mencapai 498,52 miliar dan diproyeksi akan mencapai 539,82 miliar dolar AS pada 2025.


Berdasarkan data Kemendag, Indonesia berada di peringkat ke-46 dunia sebagai eksportir alkes dengan nilai ekspor mencapai 591,72 juta dolar AS pada 2024. Adapun negara utama tujuan ekspor alkes Indonesia meliputi Singapura sebesar 22,46 persen, Amerika Serikat sejumlah 13,36 persen, Australia senilai 8,21 persen, Jepang dengan 8,11 persen, dan Polandia yang mencapai 6,64 persen.