TRIBUNNEWS.COM - Menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan di sekolah dasar (SD) di Kota Tangerang Selatan, Banten, menjadi sorotan.

Pasalnya, para siswa justru membawa pulang bahan mentah dari program MBG seperti beras, telur puyuh, ikan asin, dan kacang-kacangan serta buah.

Menu tersebut menjadi sorotan setelah potret bahan mentah itu diunggah warganet di media sosial X @TrinityTraveler pada Senin (16/6/2025).

Dalam keterangannya, pengunggah menyebut paket bahan mentah MBG itu dibagikan untuk lima hari sekaligus.

Unggahan itu kemudian menjadi viral dan telah menjangkau 1,5 juta penayangan hingga artikel ini ditulis.

Menyikapi hal tersebut, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Mualaf Indonesia Timur (Yasmit) Ciputat Timur mengakui pemberian bahan mentah MBG kepada siswa SD.

Bukan tanpa alasan, pihaknya menjelaskan bahwa langkah tersebut merupakan keputusan logistik yang terencana.

Tujuan pemberian bahan mentah itu untuk menjaga kualitas serta ketahanan makanan.

Adapun, beras dipilih karena daya simpannya yang tinggi dan bisa dikonsumsi sesuai kebutuhan keluarga siswa dengan fleksibel.

Ketahanan ini disesuaikan dengan jadwal masuk siswa yang berbeda-beda di setiap sekolah.

Sebab, ada sekolah yang sudah memasuki masa ujian, masa jeda atau class meeting, atau bahkan sudah libur.

Sehingga, apabila anak-anak tidak berada di sekolah, program MBG tetap dapat didistribusikan.

Keterangan ini disampaikan oleh Kepala SPPG Yasmit Ciputat Timur, A Basiro.

"Kami mempertimbangkan kondisi sekolah yang sedang libur, menjalani class meeting, atau ujian. Dalam situasi ini, anak-anak tidak berada di sekolah dan tidak memungkinkan untuk menyantap makanan langsung di lokasi. Maka, beras diberikan mentah agar bisa disimpan lebih lama dan dimasak di rumah,” ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (18/6/2025).

Selain itu, pihaknya mengaku tegas menghindari penggunaan makanan beku karena berisiko basi jika tidak segera disimpan di tempat yang layak.

Basiro memaparkan prinsip MBG untuk mengusung konsumsi makanan segar dengan olahan minimalis.

“Kami juga tidak memilih makanan siap saji dalam kemasan karena biasanya mengandung pengawet, pewarna, atau pemanis buatan. Kami ingin anak-anak mengonsumsi makanan yang sehat dan alami, sejalan dengan semangat real food yang kami usung sejak awal,” ungkapnya.

Mengutip Kompas.com, Basiro menyebut paket MBG harus tetap disampaikan meskipun kegiatan belajar mengajar (KBM) sedang tidak berlangsung seperti biasa. 

"Arahan dari pusat untuk tetap memberikan paket makanan, bisa seperti Ramadan kemarin dengan kreativitas masing-masing Kepala SPPG dan ahli gizi," ujar dia. 

Dalam hal distribusi, pihaknya telah menyesuaikan skema pengantaran makanan agar tetap efisien meski tidak ada aktivitas tatap muka di sekolah. 

Paket makanan yang terdiri dari lauk matang dan beras mentah dibagikan secara terjadwal dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing siswa.

"Mengingat sekolah sudah libur, class meeting pulang awal. Guru-guru pun tidak menyanggupi, hingga wali murid yang mewakili anaknya mengambil ke sekolah," tuturnya.

(Isti Prasetya, TribunTangerang.com/Ikhwana Mutuah Mico)

Contact to : xlf550402@gmail.com


Privacy Agreement

Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.